Berjumpa dan Berkenalan dengan Sastrawan2 Indonesia pada Peluncuran Buku karya Penyair Malaysia di TIM
oleh Lily Siti Multatuliana SutanIskandar pada pada 15hb November 2011 pukul 9.28 ptg
repost
:
http://sosbud.kompasiana.com/2011/11/14/berjumpa-dan-berkenalan-dengan-sastrawan-sastrawan-indonesia-pada-peluncuran-buku-karya-penyair-malaysia-di-tim/
Rosmiaty Shaari, penyair Malaysia diundang oleh pihak PDS H.B. Jassin Taman Ismail marzuki untuk meluncurkan buku puisi karya nya yang berjudul Dari Hitam Putih Menjadi Zarah dan pada acara ini juga diluncurkan buku sastra karya Free Hearty berjudul Keadilan Jender Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur Tengah.
Acara yang diisi dengan bedah buku dengan pembicara Sastrawan Handoko F. Zainsam dan Dr. Novi Anoegrajekti dengan moderator Sastry Sunarti Sweeney dihadiri oleh para peminat sastra serta sastrawan diantaranya Saut Poltak Tambunan, Leon Agusta, Sutan Iwan Soekri serta Gerson Poyk, Sastrawan yang sudah berumur 80tahun namun masih nampak sehat, beliau pernah mendapat SEA Write Award di th 1989.
Acara yang diselenggarakan pada tgl 21 oktober 2011 ini dipenuhi dengan hadirin pencinta seni sastra, para remaja yang tak kebagian bangku duduk dibawah beralaskan karpet dan bantal yang sudah disediakan serta disediakan juga camilan yang mengundang selera diantaranya bubur menado serta kue traditional lain nya.
Sebelum acara diakhiri Martha Sinaga, penulis buku kumpulan seribu puisi dan Yoan berbalas pantun. Yang menarik dan membuat Rosmiaty agak begitu takjub ternyata bahasa Melayu yang digunakan oleh Yoan yang berasal dari Kepulauan Riau ini tidak berbeda dengan bahasa melayu di Malaysia.
Setelah acara selesai, penggemar dan pengagum puisi puisi karya Rosmiaty Shaari meminta tanda tangan di buku dan tentunya minta difoto bersama. Tidak sampai disitu saja, masih banyak sastrawan yang ingin berjumpa dengan penyair Malaysia yang sudah akrab dengan karya sastra Indonesia ini diantara nya Budi Setyawan penyair yang karya karya sudah banyak dipublish dibeberapa media serta aktif di komunitas sastrawan di Bekasi dan Jakarta, ada pula sastrawan yang sudah tak muda lagi datang jauh jauh dari Aceh, L.K Ara yang ingin menghadiri acara peluncuran itu tetapi tidak kebagian tiket pesawat katanya sehingga beliau datang kerumah saya (saat itu Rosmiaty menginap dirumah saya di Jakarta) bersamaan dengan Rochyana Rohadi penyair dari Jakarta, sebelum keberangkatan kami kembali ke Melaka.
Sehari sebelum kembali ke Melaka, saya bersama Rosmiaty Shaari diantar oleh Pak Idris, kawan saya satu almamater yang baru jumpa kembali di fb serta Sutan Iwan Soekri, sastrawan, penyair yang karya karya nya sudah banyak dipublish dimedia di Indonesia, mengunjungi toko buku Bengkel Deklamasi milik Jose Rizal Manua yang juga seorang sastrawan, actor, sutradara, dosen seni.
Sutan Iwan Soekri merekomendasikan buku buku yang patut dimiliki oleh Rosmiaty Shaari sebagai oleh oleh untuk suaminya, Djaslan Zainal seorang kritikus sastra di Malaysia yang banyak menulis kritik sastra baik sastra di Malaysia maupun sastra di Indonesia.
Rosmiaty Shaari, penyair Malaysia diundang oleh pihak PDS H.B. Jassin Taman Ismail marzuki untuk meluncurkan buku puisi karya nya yang berjudul Dari Hitam Putih Menjadi Zarah dan pada acara ini juga diluncurkan buku sastra karya Free Hearty berjudul Keadilan Jender Perspektif Feminis Muslim dalam Sastra Timur Tengah.
Acara yang diisi dengan bedah buku dengan pembicara Sastrawan Handoko F. Zainsam dan Dr. Novi Anoegrajekti dengan moderator Sastry Sunarti Sweeney dihadiri oleh para peminat sastra serta sastrawan diantaranya Saut Poltak Tambunan, Leon Agusta, Sutan Iwan Soekri serta Gerson Poyk, Sastrawan yang sudah berumur 80tahun namun masih nampak sehat, beliau pernah mendapat SEA Write Award di th 1989.
Acara yang diselenggarakan pada tgl 21 oktober 2011 ini dipenuhi dengan hadirin pencinta seni sastra, para remaja yang tak kebagian bangku duduk dibawah beralaskan karpet dan bantal yang sudah disediakan serta disediakan juga camilan yang mengundang selera diantaranya bubur menado serta kue traditional lain nya.
Sebelum acara diakhiri Martha Sinaga, penulis buku kumpulan seribu puisi dan Yoan berbalas pantun. Yang menarik dan membuat Rosmiaty agak begitu takjub ternyata bahasa Melayu yang digunakan oleh Yoan yang berasal dari Kepulauan Riau ini tidak berbeda dengan bahasa melayu di Malaysia.
Setelah acara selesai, penggemar dan pengagum puisi puisi karya Rosmiaty Shaari meminta tanda tangan di buku dan tentunya minta difoto bersama. Tidak sampai disitu saja, masih banyak sastrawan yang ingin berjumpa dengan penyair Malaysia yang sudah akrab dengan karya sastra Indonesia ini diantara nya Budi Setyawan penyair yang karya karya sudah banyak dipublish dibeberapa media serta aktif di komunitas sastrawan di Bekasi dan Jakarta, ada pula sastrawan yang sudah tak muda lagi datang jauh jauh dari Aceh, L.K Ara yang ingin menghadiri acara peluncuran itu tetapi tidak kebagian tiket pesawat katanya sehingga beliau datang kerumah saya (saat itu Rosmiaty menginap dirumah saya di Jakarta) bersamaan dengan Rochyana Rohadi penyair dari Jakarta, sebelum keberangkatan kami kembali ke Melaka.
Sehari sebelum kembali ke Melaka, saya bersama Rosmiaty Shaari diantar oleh Pak Idris, kawan saya satu almamater yang baru jumpa kembali di fb serta Sutan Iwan Soekri, sastrawan, penyair yang karya karya nya sudah banyak dipublish dimedia di Indonesia, mengunjungi toko buku Bengkel Deklamasi milik Jose Rizal Manua yang juga seorang sastrawan, actor, sutradara, dosen seni.
Sutan Iwan Soekri merekomendasikan buku buku yang patut dimiliki oleh Rosmiaty Shaari sebagai oleh oleh untuk suaminya, Djaslan Zainal seorang kritikus sastra di Malaysia yang banyak menulis kritik sastra baik sastra di Malaysia maupun sastra di Indonesia.
No comments:
Post a Comment