Sunday, 28 July 2013

catatan Martha Sinaga

pertemuanku dengan penyair Rosmiaty Shaari sejenak. dengan kelembutan vokalnya, sayup-sayup pula kudengar apa yang dibicarakannya. tapi tak berlebihan jika kukatakan itulah seorang perempuan yang bernama Rosmiaty Shaari. kalem, sedikit bicara. satu hal ia menyapa dan menjawab perbincangan lebih kaya dengan senyuman.

tapi, sibak karya sastra perempuan kelahiran Teluk Intan, Perak, Malaysia itu, antara lain pada lembaran kumpulan puisi yang ia beri judul...dari Hitamputih Menjadi Zahrah. hal 15.

Tunas baru

anak-anakku,
di rahim ibu ada seribu janji
untuk kau bawa belayar
kejarlah matahari, kejarlah bulan, kejarlah bintang
waimma selamilah laut yang dalam
kerana di sana
kamu akan temui seribu kalam
dan seribu rahasa alam.......

kepekaan seorang ibu yang memberikan seluruh hidup dan jiwa bagi si buah hati. ibu yang dengan kepekaan dan ketulusan itu tidak hanya memberikan bekal hidup namun juga mendedahkan kepada sang buah cintanya bagaimana membentuk hidup menjadi sebuah kehidupan.

kejarlah matahari dst...
mentari yang merupakan sumber enerji dan kehidupan yang bersinar untuk kawan dan lawan. yang panasnya memberi semangat dan menguatkan tulang. Roos menggunakan bulan sebagai penerangan yang lembut dan syahdu bak kasih seorang ibu. Bintang yang walau kecil namun pijarannya untuk semua yang ada di bumi.... bahasa kalbu seorang perempuan yang telah disebut ibu-puan-bunda kuat dirasakan pada karya puisi Roos.

ehm, dengan menggenggam semua itu Roos lantas mengatakan,"kamu akan temui seribu kalam." susunan diksi yang simpel namun tidak se-simpel maknanya. sebuah pemahaman untuk selalu mawas diri dan menyadari bahwa tak ada manusia yang sempurna, namun ada jalan yang harus dilalui untuk menuju kebahagian....persuasi komunikasi yang jitu yang ditemui pada bait-bait puisi Roos...

tabik eratku....


Martha Sinaga
Jakarta

No comments:

Post a Comment